Sebulan di kampus Politeknik KP Sorong
- unit ilitbangbiat

- Feb 4, 2016
- 5 min read
Hallo, nama saya Sondang Irawati dari jurusan Biologi angkatan 2013, Universitas Papua, Manokwari. Saya ingin menceritakan pengalaman saya secara singkat selama sebulan saat melakukan PKL di Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong. Sebelum saya menceritakan tentang pengalaman di kampus ini, tepat pada tanggal 3 januari saya tiba di Sorong bersama dengan supervisi saya Ibu Ursula, disitu ada rasa takut yang luar biasa (maklumlah karena sendirian, hehe), selalu ada pikiran yang macam-macam saat saya masih di Manokwari sampai saya tiba di Sorong, karena pengalaman dari kakak-kakak yang sudah melewati PKL, ada yang katanya kalau ngikut PKL tuh orang di tempat PKL sombong-sombong, suka marah, nyuruh ini itu dll (seharusnya saya berpikir dulu, toh tempatnya berbeda, karena sudah didasari dengan rasa takut, semuanya jadi sama saja deh..). Pada waktu itu kami tinggal di keluarganya ibu.
Lalu pada hari senin, tgl 4 januari saya dan bu Ursula melapor ke Politeknik KP Sorong, pada waktu itu bapak Direktur tidak ada di tempat, lalu kami bertemu dengan ibu Endang (Pudir II) dan disitu saya diterima dengan baik. Senang rasanya lalu di dalam hati saya bertanya-tanya “pak Kadarusman yang mana yah ?”. Lalu kami disuruh ke laboratorium yang di antar pak satpam, sampai di lab saat melihat salah seorang bapak, disitu saya langsung yakin “inilah pak Kadarusman!!!!” (sudah lihat fotonya sih di google, jadi tau kan). Hmm, disitu saya juga disambut baik oleh bapak dan ibu Intan. Lalu pada hari itu saya tidak langsung masuk dan diberi 1 hari untuk mempersiapkan segala hal yang diperlukan.
Pada hari kedua, saya sendiri ke kampus menggunakan kendaraan roda dua. Awalnya saya masih menebak2 jalan mana yang harus dilewati, namun pada akhirnya saya dapat sampai juga di kampus. Tapi waktu itu masih sepi karena saya tiba sebelum pukul 07.30 (kecepatan yah). Setelah menunggu sekitar setengah jam, pak Kadarusman pun datang dan menyuruh saya mengikuti apel pagi sekaligus mengatakan kesan pertama saya ketika masuk di kamus (gugup juga loh). Disitu saya bersalaman dengan para dosen yang ramah-ramah.

Setelah mengikuti apel pagi, saya kembali ke lab dan menunggu perintah dari pak Kadarusman. Awalnya saya disuruh membaca artikel, buku, dan mencari di google tentang domestikasi dan konservasi karena PKL yang saya lakukan adalah PKL tematik, oleh karena itu saya mengambil judul Domestikasi dan Konservasi Ikan Rainbow Sorong Melanotaenia fredericki (Fowler, 1939).
Beberapa hari setelah itu, tepat pada tanggal 10 kira-kira jam 10 pagi, saya, pak Kadarusman, Ibu Intan, Ibu Rieke, pak Saidin, mas Hadi, dan pak Kamal pergi ke sungai Malasaum, di dalam mobil kami berhimpit-himpitan karena ukuran mobilnya yang tidak mampu menampung kami semua atau ukuran tubuh kami yang terlampau tidak terlalu gemuk (tidak taulah, hehehe) namun semua itu tidak menjadi kendala. Yang lebih serunya karena pak Saidin dan Ibu Rieke yang selalu saja membuat lelucon di dalam mobil sehingga tidak ada rasa boring dalam perjalanan.
Sesampainya di sungai Malasaum, kami langsung mencari jalan untuk turun ke sungai, melewati semak-semak yang tinggi dan menyebabkan gatal tidak membuat saya menyerah (lebay nih). Sesampainya di bawah, kami pun mengeluarkan seser dan jala. Bapak Saidin dan pak Kadarusman menggunakan jala untuk menangkap ikan yang berukuran besar sedangkan kami para gadis (hahahaa) menggunakan seser untuk menangkap ikan berukuran kecil. Awalnya saya menganggap bahwa ini mudah saja tapi setelah dicoba susahnya bukan main (apa ikannya tidak bias diam yah, ngarep) oleh karena itu akhirnya seser saya serahkan kepada ahlinya yaitu ibu Rieke, lalu saya dan ibu Intan hanya bertugas untuk menghalangi ikan agar ikan tidak berkeliaran dan mendekati ibu Rieke. Di sungai Malasaum, walaupun terik matahari mulai menembus kulit, rasa penasaran saya untuk dapat menangkap ikan itu tidak goyah, dan setelah melakukannya untuk kedua kalinya akhirnya saya mampu menangkap ikan rainbow berukuran larva (walaupun hanya 1, namanya juga usaha kan yah). Selanjutnya saya diajarkan menggunakan jala, lalu kami mencatat posisi GPS, mengukur parameter air, melakukan foto spesimen di lapangan, tagging dan mengawetkan sampling dilapangan dan juga yang tidak kalah sulitnya adalah packing ikan yang saya lakukan berulang2 sampai saya berhasil melakukannya.

Setelah dari sungai Malasum, kami menuju warung makan (maklum, karena waktu sudah menunjukkan saatnya mengisi kekuatan, ciie). Setelah makan siang, kami melanjutkan perjalanan ke sungai Hutan Lindung. Dalam perjalanan, rasa kantuk, capek dan sebagainya mulai terasa. Sesampainya di Sungai Hutan Lindung, betapa kagetnya saya ketika melihat sungai yang begitu keruh, penuh dengan kotoran sapi dan hanya bagian anakan sungai yang jernih (apanya yang mau di Lindungi, sungainya saja seperti ini),

setelah sampai di anakan sungai, tidak pikir panjang saya langsung nyebur ke sungai. Setelah itu saya mengikuti pak Kadarusman, pak Saidin dan Mas Hadi menyusuri sungai sampai ke dalam, di sana kami melihat ada bagian sungai yang berbusa dan ada beberapa cherax dan ikan yang mati di tempat tersebut, kata bapak Kadarusman ini karena ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab menggunakan pestisida untuk menangkap ikan dan Cherax. Setelah itu kami langsung kembali dan memberitahukannya kepada ibu dan pak kamal. Setelah kami kembali, disitu sudah tersedia kopi dan beberapa cemilan.

Setelah menikmatinya, kami langsung berkemas dan kembali ke kampus, dalam perjalanan mulai tampak wajah-wajah lelah sampai ada yang tertidur di dalam mobil. Ibu Rieke dan Ibu Intan langsung menuju rumahnya, saat perjalanan menuju absor hujan besar mengguyur kota Sorong. Sesampainya di kampus, ikan-ikan hasil tangkapan di taruh ke dalam bak dengan dibantu oleh taruna/i. Setelah itu saya berkemas untuk pulang kerumah.
Esok harinya saya melakukan pengukuran di dalam lab menggunakan caliper, ternyata sulit juga karena setelah dimasukkan ke tabel statistica hasilnya belum memuaskan sehingga saya harus melakukannya secara berulang. Setelah tiga kali pengulangan akhirnya saya menemukan hasil yang cukup bagus (kata pak Kadarusman yah). Setiap hari tidak ada waktu untuk bersantai karena dari pagi sampai sore harus mengurus ikan, dari memberi pakan, menyiphonnya, mengukur parameter air dll yang berhubungan dengan domestikasi.

Tidak lupa juga setiap hari disela-sela kesibukannya saya dibimbing oleh pak Kadarusman untuk membuat laporan. Yang juga membuat saya semangat adalah saat pak Keli, ketua jurusan sekaligus pembimbing saya datang berkunjung ke Sorong dan memberikan semangat kepada saya.
Begitu seterusnya sampai pada tanggal 1 februari saya, pak Kadarusman, pak Saidin, pak Kamal, ibu Rieke, ibu Intan dan ibu Asma mengembalikan hasil domestikasi yang sudah lebih dulu dilakukan di Ulitbangbiat ke sungai pada pagi hari untuk menghindari suhu ekstrim. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Intimpura untuk menangkap ikan lain yang akan didomestikasi lagi, di Intimpura pemandangannya sungguh indah dan masih asri walaupun dekat dengan perkampungan, airnya dingin sehingga rasa lelah pun hilang karena keindahan dan kesejukkannya.

Setelah itu, kami langsung kembali ke kampus di Tanjungkasuari, kami sampai di kampus sekitar pukul 17.30 WIT saat itu saya dan pak Kadarusman tidak langsung pulang melainkan melanjutkan untuk membuat laporan. Kami selesai membuat laporan dan ppt tepat pada pukul 19.20 WIT. Lalu setelah itu kami pulang. Besoknya saya di test oleh bapak Kadarusman untuk mempresentasikan hasil praktek kerja lapang saya di lab bersama dengan ibu Rieke.
Tepat pada hari ini, tanggal 3 Februari 2016 saya melakukan seminar di ruang telematika yang disaksikan oleh taruna/i, para dosen di kampus dan juga teman-teman dan dosen-dosen Biologi UNIPA menggunakan Skype. Walaupun pada awalnya gugup dan tegang, namun akhirnya saya bisa menyesaikan seminar tersebut. Setelah selesai seminar, kami foto-foto dan ngopi bareng dosen dan taruna/i absor.

Disini saya sangat bahagia karena saya disambut dan dididik dengan baik. Saya juga sangat mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Kadarusman yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan membantu saya dalam pembuatan laporan. Kepada pak Saidin, ibu Intan, ibu Rieke dan ibu Asma yang selalu membimbing dan memberi semangat kepada saya dalam melakukan PKL di Sorong. Juga kepada teman-teman taruna/i yang sudah bersedia membantu. Saya juga mengharapkan agar nanti saya dapat disambut kembali di Politeknik Kelautan dan perikanan Sorong untuk melanjutkan apa yang telah saya kerjakan untuk skripsi saya kelak. Sekian cerita singkat dari saya selama melakukan PKL di Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong tepatnya di Ulitbangbiat. Terima kasih atas segala bentuk dukungannya.












Comments